Jumat, 22 Februari 2013

PIJIT PAKE JEMPOL

Ketika mengikuti suatu seminar di Puncak, Cisarua, Jawa Barat, Bos Anto merasa capek. Ia minta pada pelayan hotel agar memanggil tukang pijit. "Tolong agak cepat ya Mbak, badan saya pegal banget", ujar Bos Anto melalui telepon di kamarnya.

Lebih kurang 10 menit, seorang mengetuk pintu kamar Anto. Di depan pintu berdiri seorang wanita bohay di usia 26, "Apakah benar Bos mencari tukang pijit?" tanya wanita itu sambil senyum, manis banget dan sedikit genit.

"Oh benar!" jawab Anto spontan agak gelagapan. "Silakan masuk dan duduk!" ajaknya. "Nama Mbak siapa?"

"Shinta Bos", ujarnya setengah manja sambil melemparkan tubuhnya di sofa. 

Anto langsung salah tingkah, bingung mau ngomong apa? "Ngomong-ngomong, ongkos pijitnya berapa?" tanya Anto sekenanya.

"Tergantung sih Bos. Kalau pijitnya biasa, ya Rp 200 ribu per jam, tapi kalau pijitnya seperti ini (Shinta menunjukkan seperti pada gambar berikut)  tarifnya Rp 300 ribu per jam.



Entah apa yang terbayang dalam fikiran Bos Anto, sehingga  dia  memilih dipijit dengan cara seperti dalam gambar. "Oke saya pilih yang seperti itu. Saya akan membayar kamu Rp 500 ribu!" ujarnya mantab. 

Sambil senyum dikulum, Shinta mulai memijit. Selama satu jam penuh dia memijit Anto  dengan cara menekan jempol yang diselipkan di antara telunjuk dan jari tengah. 

Anto bingung dan mau protes, tapi protes apa? Dia sendiri yang setuju dipijit dengan cara seperti itu.  Apes!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PRASANGKA BAIK PELAYAN WARUNG MAKAN

 A njuran berprasangka baik (husnuzon) kayaknya paling diterapkan oleh penjaga warung makan. Mereka tak mudah tersinggung hanya oleh ucapan ...