Ketika menunggu istri opname di RS pertengahan tahun lalu, seorang calon dokter (Cadok) bertanya pada saya:
"Apakah Bapak merokok?" tanya Cadok.
"Pernah, tapi terakhir 23 th lalu", jawab saya.
"Apakah Bapak pernah nyuntik?"
"Pernah!".
Saya melihat Cadok kaget dan langsung menatap lekat ke mata saya.
" Sejak kapan?"
"Sejak kecil".
" Apakah sekarang masih?"
"Kadang-kadang".
" Apakah sekarang masih?"
"Kadang-kadang".
Cadok sekali lagi menatap mata saya, lalu beralih menatap temannya.
"Terima kasih Pak", ujarnya meninggalkan saya.
Saya gak bisa menebak apa yang difikirkan Cadok tentang saya? Entah apa persepsinya tentang "nyuntik?" Tapi saya merasa telah bicara apa adanya.
suratkabar.id |
Sejak kecil, kalau sakit saya pergi ke Mantri (di kampung tak ada dokter). Biasanya Mantri selalu menyuntik punggung saya. Sekarang pun kalau sakit, kadang saya ke Hurus Diyanto, dokter dekat rumah. Seperti saya alami kemarin, Hurus bilang: "Disuntik ya Bang" dan dia pun menyuntik punggung saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar