Selasa, 22 Januari 2013

HUMOR USTADZ KEBABLASAN

Arje 

Dalam menyampaikan ceramah,  para Ustadz kadang menyisipkan humor agar menarik. Namun humor tersebut kadang kebablasan, sehingga bukan simpati yang didapat, malah menimbulkan antipati dari jamaah. Inilah contoh humor Ustadz yang tergolong kebablasan.



 

Tidak Mau Panjang Lebar

Seorang Ustadz yang mendapat giliran ceramah terakhir pada acara Maulid di dekat rumah saya di Depok, membuka ceramahnya dengan kata-kata begini: 

"Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang saya muliakan. Saya tidak akan menyampaikan ceramah saya dengan panjang lebar. Kalau terlalu panjang, kasihan pada Ibu-ibu.Tapi kalau terlalu lebar, kasihan Bapak-bapak".  

Ggrrrrrrrr ... banyak jamaah yang tertawa, terutama Bapak-bapak. Tapi banyak juga, terutama Ibu-ibu yang kesal karena menganggap tak pantas Ustadz bicara menjurus ke seks seperti itu.


Lebih Banyak Perempuan Rela Dimadu

 Ustadz Muhammad Nur Iskandar sangat ngetop di tahun 1980-an. Namanya langsung redup karena melaksanakan pernikahan semalam dengan seorang janda. Ustadz Nur pernah menyampaikan joke yang menghilangkan simpati kaum perempuan. 

Dia bilang: "Kalau dibandingkan antara jumlah  perempuan yang mau dimadu dan tidak mau dimadu, lebih banyak perempuan yang rela dimadu. Perbandingannya tiga berbanding satu". Alasannya, hanya istri pertama saja yang tidak mau dimadu, sedangkan istri kedua, ketiga, dan keempat pasti mau dimadu.


 Ustadz Harus Beristri Lebih Dari Satu

 Ustadz Muhammad Arifin Ilham juga pernah dianggap membuat lelucon yang tidak lucu oleh jamaahnya sendiri, terutama oleh kaum perempuan. Soalnya, sejak dia beristri dua, ceramahnya selalu "menyimpang" ke cerita rumah tangganya. 

Dia sering bilang, tidak bisa berlama-lama karena dua bidadarinya sudah menunggu di rumah. Yang paling membuat Ibu-ibu kehilangan simpati, ketika dia menganjurkan Ustadz yang lain (antara lain Ustadz Huda) agar mengikuti jejaknya, menikah lagi. Bahkan dia bilang akan menyumbang uang Rp 10 juta kalau Ustadz Huda mau menikah lagi.

Sebenarnya apa yang dilakukan Ustadz Arifin Ilham ini bukan hal yang aneh, karena dia pernah bilang: "Saya belum mampu jadi Orang Banjar (daerah asalnya Banjarmasin) karena istrinya belum mencukupi. Menurutnya, bagi Orang Banjar: lelaki beristri satu baru belajar; beristri dua wajar; beristri tiga terpelajar, dan beristri empat baru Orang Banjar.

PRASANGKA BAIK PELAYAN WARUNG MAKAN

 A njuran berprasangka baik (husnuzon) kayaknya paling diterapkan oleh penjaga warung makan. Mereka tak mudah tersinggung hanya oleh ucapan ...