Sabtu, 02 Februari 2013

JIKA TAK MENGHARGAI PERUT


Bila Anda menghadap cermin, coba lepas baju (tapi tetap bercelana heheee). Pandanglah ke arah perut. Mintalah maaf padanya karena selama ini pernah, mungkin sering memasukkan makanan yang tidak selayaknya. Berjanjilah sepenuh hati, bahwa Anda tidak akan membuatnya lebih buncit lagi. 


Ini cerita tentang teman yang selama ini tak menghargai perut. Kebetulan dia pergi ke toilet bersama saya. Ketika memandang tubuhnya yang sudah tidak bercelana, tiba-tiba dia menangis. Airmatanya sampai jatuh ke perutnya yang buncit.

"Kok menangis, mengapa?" tanya saya heran.
"Barang saya hilang!" jawabnya cemas. Tangisnya makin menjadi.
"Barang apaan...?" tanya saya heran.
"Alat vital saya hilang ..." katanya sambil menunjuk ke bawah.

Saya tertawa sejadi-jadinya, sampai keluar air mata.
"Kok tertawa?" tanyanya heran.
"Bukannya hilang, tapi gak kelihatan. Alat vitalmu ketutupan perutmu yang menggelembung!" ujar saya.

Akhirnya teman tersebut bisa tersenyum lega.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PRASANGKA BAIK PELAYAN WARUNG MAKAN

 A njuran berprasangka baik (husnuzon) kayaknya paling diterapkan oleh penjaga warung makan. Mereka tak mudah tersinggung hanya oleh ucapan ...