Senin, 25 Februari 2013

SEMUA UNTUK SELEPETAN


Di antara lima bersaudara, Toing merupakan anak kesayangan ayahnya. Apapun yang diminta Toin pasti diberi, bahkan sebelum diminta, ayahnya sudah menawarkan ingin membelinya.

Ulang tahun ketiga, Toing ditanya Bapaknya:
"Toing, kalau ulang tahun kamu minta dibeliin apa?"
"Karet Pak!"
"Kok karet, Ing? Memang untuk apa?"
"Mau bikin selepetan".

Bapaknya heran, tapi karena Toing masih anak-anak, dia pikir masih wajar. Maka dia tetap membelikan Toing karet yang sudah jadi selepetan.

Usia 12 tahun, Toing ditanya oleh Bapaknya:
"Toing, kalau ulang tahun kamu minta dibeliin apa?"
"Motor Pak"
"Kok motor, Ing?  Kamu belum cukup umur, belum bisa punya SIM!"
"Siapa pula mau naik motor?"
"Memang motor untuk apaan, Ing?"
"Saya mau buka bannya, mau ambil karetnya, lalu bikin selepetan!"

Bapaknya kaget gak kepalang, karena anaknya ternyata ada kelainan. Namun karena anak tersayang, bapaknya beliin juga ban motor agar Toing bisa bikin selepetan.



Usia 20-an, Toing ditanya lagi oleh Bapaknya:
"Toing, ulang tahun mau dibeliin apa?"
"Saya mau kawin, Pak!"

Bapaknya gembira, si anak sudah normal. Lagian wajar Toing minta kawin, usianya sudah 20-an. Tapi si Bapak masih ada keraguan, maka dia ingin mengetes apakah benar Toing sudah normal.

"Lalu kalau kawin kamu mau apain istri kamu?"
"Saya buka bajunya".
"Lalu?"
"Saya buka behanya".
"Lalu?"
"Terus saya buka celana dalamnya"
"Iya ... iya.. terus?"
"Saya ambil karetnya dan saya buat selepetan". 

(Cerita ini bukan orisinal dari saya, tapi saya sudah lupa sumbernya)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PRASANGKA BAIK PELAYAN WARUNG MAKAN

 A njuran berprasangka baik (husnuzon) kayaknya paling diterapkan oleh penjaga warung makan. Mereka tak mudah tersinggung hanya oleh ucapan ...