Kamis, 31 Oktober 2013

SUAMI BAJINGAN DAN PENYESALAN ISTRINYA


Seorang suami bajingan terkena penyakit batuk dan diberikan obat batuk sirup oleh dokter. Ketika dia minum obat menjelang malam, dadanya terasa sesak dan jantungnya berdebar kencang. 

Dia merasa kesulitan bernafas dan dengan susah payah berusaha memanggil istrinya. Si istri tentu dengan senang hati melayaninya.

Merasa hidupnya hampir berakhir, si suami bilang pada  istrinya: "Ma, maafin papa ya. Papa sangat banyak berbuat dosa sama Mama!"

"Sudahlah, Pa. Semua sudah Mama maafkan", ucap istrinya pelan.


"Papa tukang selingkuh, tukang judi, dan tukang bohong!" kata suami terisak. 

Baru kali ini dia merasa sangat bersalah pada istrinya. Tujuh belas tahun menikah, ulahnya telah membuat istrinya selalu menderita lahir batin. 

"Mama tahu semua yang papa lakukan, sekarang sudah mama maafkan", ujar si istri sambil mengusap rambut suaminya.

"Papa memang keterlaluan!" kata suaminya penuh penyesalan. "Papa selingkuh dengan teman baik Mama",  isaknya makin kencang.

"Sudahlah Pa, Mama sudah tahu juga kok, semuanya sudah Mama maafin", sahut istrinya bijak.

"Papa memang bajingan. Punya istri antik dan setia seperti Mama, tapi masih tidur dengan tiga pembantu kita!" dia terisak makin kencang. "Bahkan tadi pagi Papa masih sempat selingkuh dengan penjual jamu langganan Mama". 

"Sudah lupakan semua itu", ujar si istri kalem. "Mama juga punya dosa pada Papa. Mungkin dosa Mama jauh lebih besar daripada dosa Papa. Maka Mama juga mohon ampun sama Papa".

"Ah Mama tak punya salah pada Papa", ucap suami sambil mencengkram erat tangan istrinya. "Selama jadi istri Papa, Mama selalu menjadi wanita soleha. Sabar, baik, dan selalu dengan ikhlas melayani Papa meski tahu yang dilayani itu bajingan". 

Istrinya terisak,  terharu mendengar pengakuan tulus suaminya. Dia membayangkan, coba kalau pengakuan ini terjadi sehari sebelumnya? Pasti banyak yang bisa diperbaiki bersama suaminya. Sekarang mulai terbersit penyesalan luar biasa di hatinya. Dia menangis sejadi-jadi sambil memeluk erat suaminya.

Si suami penasaran. "Coba beritahu Papa, apa kesalahan Mama. Apapun kesalahan Mama pasti Papa maafkan!" 

Sambil tetap membenamkan muka di dada suaminya, si istri berbisik lirih: "Tadi,  obat batuk Papa telah Mama campur racun sianida".

Suami tersentak. Dia dorong istrinya, tapi tak berdaya. Tangannya kaku dan nafasnya sesak luar biasa. Matanya pelan-pelan mulai meredup. Dia  tak mampu lagi mendengar jerit tangis istrinya.

Rabu, 30 Oktober 2013

JABATAN MARKETING NERAKA

Suatu ketika terjadi musibah besar di negeri Antaberantah. Sebuah pesawat yang membawa para politisi negara itu meledak di udara. Semua ketua partai tewas seketika.
Di akherat mereka dikumpulkan di  dekat timbangan amal, di persimpangan antara syurga dan neraka.  Semuanya dinyatakan berdosa, sehingga semuanya digiring ke neraka. Mereka tertunduk lemas tak berdaya. Ada yang menangis tersedu sambil menutup muka, ada juga yang berusaha mengiba dan memohon agar jangan disiksa.
Namun ada seorang ketua partai yang terlihat tenang-tenang saja, yaitu Ketua Partai Kampung Syurga.  Dia bahkan  masih bisa tersenyum seolah tak khawatir terhadap siksa neraka, padahal semua orang tahu, semasa di dunia, ketua partai tersebut sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK karena menerima suap impor daging sapi.
Kejanggalan tersebut menimbulkan tanda tanya besar bagi para ketua partai lain. Bahkan mereka berniat akan mendemo malaikat penunggu neraka, menuduhnya telah ‘main mata’  dengan Ketua Partai Kampung Syurga. "Pasti para malaikat itu sudah menerima suap dari Ketua Partai Kampung Syurga", pikir mereka.
Rupanya fikiran para ketua partai itu terdeteksi oleh setan penghuni neraka.
“Kalian tak berhak protes dia dong”,  terdengar  suara entah dari mana.   “Kalian aja yang  bodoh,  gak tahu kalau dia itu sebangsa setan seperti kami. Jabatan dia di sini sebagai marketing neraka”.

POLITISI BLUSUKAN BANJIR

Banjir yang melanda Jakarta menjadi ajang bagi para politisi melakukan kampanye terselubung. Mereka  menggunakan stragegi blusukan ala Jokowi dan SBY.  Secara bergantian mereka mendatangi lokasi banjir, memberikan bingkisan, lalu menyisipkan kartu nama dan bilang "jangan lupa!"

Blusukan

Malam Jumat paling banyak politisi melakukan blusukan, termasuk Daming (maaf bukan nama sebenarnya dan bukan sebenarnya nama).  Daming mendatangi kampung tempat banjir paling parah.  Kebetulan di sana banyak wartawan meliput, sehingga dia makin semangat menyerahkan bingkisan.

Daming juga tidak mau menyia-nyiakan sorotan kamera wartawan. Dia mencari strategi agar tetap menjadi perhatian media.  Dia berusaha masuk ke tempat banjir, dan biyuur, dia menceburkan diri ke air. Sial bagi Daming,  dia terperosok  ke selokan dan terseret derasnya air. Daming berusaha sekuat tenaga melawan arus, tapi tak berdaya, tak kuasa melawan derasnya air.

Untungnya regu penolong sangat sigap.  Meski terseret cukup jauh, Daming masih bisa diselamatkan. Dia dibawa ke posko kesehatan dan dibaringkan di bangsal yang telah disediakan.

Waktu itu semua bangsal penuh oleh orang pingsan. Daming kaget karena dia kenal semua orang yang ada di situ, yaitu para politisi yang sibuk blusukan selama musim banjir. 

Lebih kaget lagi  ketika dia melihat doa tertulis di dinding: “YA ALLAH HANYUTKANLAH SEMUA ORANG YANG TIDAK IHLAS”.  

Daming pingsan!

ANGGOTA BANGGAR DI PAPUA


Dalam rangka memperbaiki citra Badan Anggaran (Banggar) DPR yang sedang terpuruk, beberapa anggota Banggar mengusulkan agar kali ini dana yang dianggarkan benar-benar tepat sasaran. Caranya, mereka harus mengunjungi daerah calon penerima anggaran. 

Semua anggota Banggar setuju dengan usulan tersebut. Maka daerah pertama yang akan mereka kunjungi adalah Papua.

Ketua Banggar langsung meminta Sekjen DPR mempersiapkan kunjungan, antara lain memilih hotel  tempat menginap.
Staf sekjen tidak pergi ke Papua. Dia hanya mengandalkan informasi melalui telepon dari seorang tokoh LSM Papua. Berdasarkan informasi itu, dia merekomendasikan menginap di sebuah hotel di Daerah Dok II, Jayapura. Alasannya, hotel tersebut paling kondusif karena di ballroom-nya memajang  foto semua anggota Banggar.


Mendengar rekomendasi tersebut, seorang Staf Ahli anggota DPR asal Papua agak heran. Diam-diam dia terbang ke Papua dan menginap di hotel yang direkomendasikan. Di sana dia tidak menemukan foto anggota DPR, namun secara menyolok di sana dipajang  foto-foto hewan  yang biasa dipelihara masyarakat Papua. (arje’2012)

Rabu, 23 Oktober 2013

WARISAN PENJUAL BAKSO KELILING


Seorang pedagang bakso keliling  terbaring lemah di ICU sebuah rumah sakit  di Jakarta Selatan. Dia didampingi istri dan tiga anaknya. Merasa tidak mungkin bertahan,  sang pedagang bakso  berpesan pada keluarganya:

“Mungkin usia Bapak sudah tak lama lagi. Bapak berharap kalian bertiga menjaga Ibumu sebaik mungkin. Jangan ada di antara kalian bertengkar karena hal sepele, apalagi berebut warisan dari Bapak”.


Pedagang bakso - karbonjournal.org









Istri dan ketiga anaknya saling berpandangan, air mata pun mulau mengalir membasahi pipi masing-masing.

“Dul, sebagai anak tertua tolong urus perumahan Cinere. Jangan lupa, rumah yang di pojokan harus diprioritaskan", pedagang bakso memulai pesannya.

"Marni,  sebagai anak perempuan Bapak satu-satunya, tolong urus Perumahan Mutiara. Jangan lupa prioritaskan rumah yang nomor tiga dari depan".

"Lalu Banu, sebagai anak bontot  harus bisa mengurus Perumahan Pesona. Di sana ada dua rumah yang harus diproiritaskan, yaitu di Blog FG-53 dan GF-59”.

Ketiga anaknya saling pandang, lalu mengangguk lemah pada ayahnya. Air mata ketiganya mengalir makin deras. Mereka buru-buru memaling muka, takut ayahnya ikut sedih.

“Nah, Ibu harus menjaga kerukunan anak-anak kita. Maka Ibu cukup mengurus yang ada di sekitar kelurahan kita. Terutama perumahan do RW 03".

Suster rupanya diam-diam mencuri dengar pembicaraan tersebut. Dia takjub lalu berbisik pada si Ibu. “Aduh suami Ibu benar-benar hebat, meski Bapak hanya penjual bakso keliling tapi bisa meninggalkan warisan sebanyak itu”.

Si Ibu terbelalak. “Warisan apaan sih Suster? Yang dibicarakan Bapak tadi adalah jalur pelanggan baksonya Bapak!”

Rabu, 28 Agustus 2013

PELAJARAN DARI KAKEK TUA

Ketika antri gunting rambut di tetangga, saya mendapat pelajaran berharga dari kakek tua (KT). Kebetulan di teve sedang menyiarkan berita infotaintmen tentang perceraian artis cantik Cornelia Agatha dengan Sony Lawami.

"Itu laki-laki bego banget. Istri secantik itu malah diceraiin", celetuk KT sambil mengibas rambut yang melekat di kaos oblongnya.
"Bukan dia yang menceraikan, Kek, tapi istrinya  minta cerai", timpal anak muda (AM) sebelah saya.
 "Itu lebih bodoh lagi. Masa istri baik-baik dan cantik sampai minta cerai?" jawab KT ketus.
"Kan dianya suka memukul dan melakukan kekerasan terhadap isteri", jelas AM.
"Itu super bodoh sekali, mukulin bini! Ngapain mukul perempuan. Ajak ngomomg baik-baik, kan bisa?", jelas KT.
"Kalau sulit diajak ngomong, bagaimana Kek?" tanya AM penasaran.
"Iya ajak istri duduk bareng dong....", ujar KT ringan.
"Kalau dia gak mau diajak duduk ....?" timpal saya pengen tahu.
"Bodoh amat sih!" sergah KT sambil melotot pada saya  "Ajak tidur bareng dong!" 
"????!!!!???" Kami semua terdiam. Dalam hati kami mengakui, "Kakek memang hebat!"

Selasa, 28 Mei 2013

DUKUN PATEN UNTUK FATHANA


Ahmad Fathana tiba-tiba meriang. Dia merasa ada yang aneh di daerah selangkangan, banyak bintik merah, bahkan bintik tersebut menjalar sampai daerah alat vital yang selama ini sangat dia banggakan. 
dokter - bp.blogspot

Fathana buru-buru pergi ke dokter. Dia mendatangi  dokter paling beken di rumah sakit internasional. 


Sambil senyum mengembang, Fathana menjabat tangan dokter senior di rumah sakit tersebut.

"Dok tolong saya", suara Fathana pelan "Ada bintik merah di daerah selangkangan!"

Tanpa banyak bicara, dokter langsung minta Fathana membuka celana. Dengan sedikit malu, Fathana membuka resleting dan langsung muncul alat vitalnya yang ternyata gak pernah bisa tidur. Dokter membolak-balik alat vital tersebut, tidak terlalu lama, langsung mengambil kesimpulan.

"Tidak ada cara lain, alat vital Bapak harus diamputasi", ujar dokter mantab.

"Ah ...!"  Fathana kaget tak percaya. "Dokter becanda?"

"Benar Pak, alat vitalnya harus diamputasi!" jelas dokter penuh keyakinan. "Kalau terlambat diamputasi, virus akan menjalar kemana-mana, bahkan sampai paru-paru dan otak, sehingga jiwa Bapak sulit ditolong lagi"

Wajah Fathana berubah pucat pasi. "Berapa lama virus itu akan menyebar?" tanya Fathana gemetar cemas.

Sambil menunjuk kalender, dokter berucap: "Paling lama satu bulan!"

Fathana sedikit lega. Dia yakin masih ada waktu untuk memikirkan soal amputasi tersebut. Dia juga tidak mau percaya begitu saja pada dokter botak tersebut. Dia memutuskan mencari second opinion dari ahli pengobatan lain. 

Ia pergi ke Eyang Gulali, dukun terkenal di Kampung Kandang.
Fathana sengaja datang malam hari agar gak ada yang curiga.Pelan-pelan dia menjelaskan persoalannya kepada Eyang Gulali. "Kata dokter alat vital saya harus diamputasi", ujarnya.

"Gila, itu dokter gila!" teriak Eyang Gulali kelihatan kesal. "Dasar dokter sekarang, yang dipikir cuma uang, uang, dan uang. Masa persoalan seperti ini saja harus diamputasi?"

Fathana kaget tapi sedikit lega. "Emang ada cara lain,  Eyang?"  tanya Fathana penuh harapan.

Eyang Gulali mengambil sesuatu dari bawah mejanya, lalu menyodorkan sebotol minyak pada Fathana. "Silakan Bapak oleskan minyak ini di bagian pangkal alat vital Bapak...", ujarnya.

Tanpa pikir panjang, Fathana  merebut minyak itu dari tangan Eyang, lalu berlari ke kamar mandi. Dilumurinya seluruh alat vital  dengan minyak pemberian Eyang, lalu kembali ke Eyang dengan senyum mengembang.

"Terima kasih banyak Eyang... Eyang telah menyelamatkan hidup dan reputasi saya", ucap Fathana lega sambil menyodorkan sebuah amplop tebal berisi uang pecahan seratus ribuan.

Seolah tanpa ekspresi si Eyang menerima amplop tersebut. Lalu, sambil menyalami Fathana, Eyang berucap: "Saya juga terima kasih mendapat uang sebanyak ini".

Fathana ngeloyor ke pintu. "Sekali lagi terima kasih Eyang", ucap Fathana sambil senyum mengambang.

"Sama-sama Pak", jawab Eyang kalem. "Nanti, kalau dalam tiga hari alat vital Bapak belum lepas, silakan datang ke sini lagi. Gratis!!!"

??????!!!!! Fathana pingsan!!!!


PRASANGKA BAIK PELAYAN WARUNG MAKAN

 A njuran berprasangka baik (husnuzon) kayaknya paling diterapkan oleh penjaga warung makan. Mereka tak mudah tersinggung hanya oleh ucapan ...