Senin, 04 Februari 2013

CAPRES DAN NENEK MUAL


Seorang yang mengaku sebagai Calon Presiden (Capres)  namanya Farhat jalan sore di sebuah mal elite di Jakarta Selatan. Dia bertemu seorang Nenek kaya yang kelihatannya sedang mual. Muncul keinginan pencitraan dalam diri si "Capres", maka dia menyapa sang Nenek dengan lembut.

“Kenapa Nek? Nenek mual ya….”,  tanya sang Capres.
“Iya Nak”, jawab Nenek sambil meringis. "Perut Nenek mual setelah bertemu Anak".

Sang Capres pura-pura care, mencoba memegang dan mengelus bahu si Nenek.  Nenek makin meringis, sehingga si Capres tambah pura-pura care.   Nenek makin meringis menahan mual.


“Apa yang bisa saya bantu untuk Nenek?” tanya sang Capres sebijaksana mungkin.

“Terima kasih banyak.  Anak baik banget!  Oh ya,  kayaknya Nenek  pernah dengar suara Anak?  Dimana ya …?? Nenek lupa .. Mungkin  di tipi?  tanya Nenek.

"Oh ya Nek, saya ini kan Capres!"

"Oh, sekarang saya ingat... tapi siapa ya? Apa boleh Nenek melihat muka Anak?”, tanya Nenek serius.

‘”Oh, tentu boleh Nek .. “,  si Capres sumringah. “Memangnya kenapa, Nek?” tanya Capres penasaran.

“Perut Nenek mual banget … Biar muntah Nenek cepat keluar!”

(Referensi: status FB Budiarto Sambazy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PRASANGKA BAIK PELAYAN WARUNG MAKAN

 A njuran berprasangka baik (husnuzon) kayaknya paling diterapkan oleh penjaga warung makan. Mereka tak mudah tersinggung hanya oleh ucapan ...