Senin, 11 Februari 2013

BUDIONO ORANG BETAWI

Sewaktu Budiono terpilih sebagai Wakil Presiden, terjadi dialog di warung remang-remang, di antara sesama pemabok berat.

"Coba tebak, Budiono itu orang mana?" tanya Sirait
"Pasti Orang Jawalah ... namanya  saja pake 'O',  Budiono", jawab Joko yakin.
"Belum tentu dong ... Markopolo juga pake 'O' --- dia bukan orang Jawa", bantah Sirait.

Bang Jali yang dari tadi diam saja di pojokan, tiba-tiba angkat bicara.  "Budiono itu orang Betawi", teriaknya.

"Bah, ngawur Kau?"  teriak Sirait dan Joko bersamaan. "Rupanya Bang Jali benar-benar mabok, mana ada orang Betawi namanya Budiono?" kata Joko. "Ya, Abang sih teler berat ...." sambung Sirait.

"Saya yakin Budiono orang Betawi ..." kata Bang Jali kalem. "Masih kecil namanya Budi, tapi karena di sekolahnya banyak anak bernama Budi ... Maka ketika guru tanya 'Budi yang mana?', seorang murid bilang 'Budi .. Ono' (sambil menunjuk ke Budi),  maka jadilah namanya Budiono".

"Oooooohhhhhh...." teriak Joko dan Sirait bersamaan. Mereka kembali menenggak minuman  lagi sambil tertawa lepas. 

SUDAH TAK PUNYA MALU

Alkisah di Negara Antaberantah, Presiden galau karena partai yang dibangunnya dengan susah payah, sekarang popularitasnya merosot sampai titik nadir. Kalau tidak segera diselamatkan, dia yakin akan tinggal kenangan karena akan ditinggalkan pendukungnya.

Presiden bermaksud memecat ketua partai, tapi bingung siapa yang pantas menjadi pengganti. Dia mencoba menawarkan kepada anaknya yang sekarang menjabat sebagai Sekjen.

"Apakah kamu sudah siap menjadi Ketua Umum  partai?"  tanya Presiden di meja makan.
"Ah, saya malu Pak ...." jawab sang putera mahkota.
"Jangan bicara malu!" bentak Presiden. "Kita sudah lama tak memilikinya".
"????" 
Putera mahkota tertunduk lesu.

Minggu, 10 Februari 2013

JOKOWI DAN SBY


Sewaktu menjemput Presiden SBY yang baru pulang dari luar negeri, Jokowi sempat ditanya oleh SBY.

"Mas, Bagaimana Jakarta? Masih banjir?" tanya SBY.
"Alhamdulillah tidak, Pak", jawab Jokowi serius.
"Syukurlah kalau begitu. Saya juga ikut berdoa agar tidak banjir!"
"Oh, terima kasih Pak ... Kita juga berhasil memindahkan hujan, Pak" info Jokowi bangga.
"Oh ya... dipindahkan kemana, Mas?" tanya SBY heran ingin tahu.
"Ke PKS, Pak .... Hujan hujatan!" jawab Jokowi kalem.

"????" (jangan-jangan gak lama lagi Jokowi mindahkan hujan hujatan ke Demokrat, pikir SBY dalam hati)

Selasa, 05 Februari 2013

TAK MENSYUKURI TAKDIR


Tak tahan menjalani kehidupan biasa-biasa saja, Tukul alias Rafi alias Jack berusaha mengambil jalan pintas agar jadi kaya dan berkuasa. Dia tak peduli  halal maupun haram menurut agama, yang penting bagaimana bisa jadi kaya, banyak harta, dan kemudian bisa berkuasa.

Tukul  pergi menyepi ke Gunung di jantung Pulau Jawa. Enam gunung sudah didatangi dengan membawa berbagai sesajen permintaan Kuncen di sana, namun belum ada tanda "penunggu gunung" akan mengabulkan permintaannya.

 Dia memutuskan mencari gunung di Pulau Sumatera, lalu memilih menyepi di Puncak Gunung Kaba. Rupanya di sana Tukul mendapat bisikan gaib,  agar melakukan tirakat di malam perayaan agama. Kata bisikan itu, tiap ada perayaan agama, apapun agamanya, Tukul cukup  tirakat  satu jam dan membayangkan apa  yang diharapkan, tak lama pasti terkabul sesuai permintaannya.

Kebetulan ketika dia pulang pas malam Lebaran Idhul Fitri. Ketika semua orang sedang takbiran, Tukul justru menyediakan sesajian. Ia berusaha tirakat pas tengah malam, membayangkan syurga umat Islam yang penuh kekayaan. Tak lama setelah itu,  Tukul tiba-tiba bergelimang harta kekayaan. 

Ketika Malam Natal, Tukul ingin mengulangi kesuksesan. Dia sediakan sesajen lalu tirakat selama satu jam.  Dia berusaha membayangkan kerajaan Tuhan, hidup penuh kekuasaan. Kebetulan di daerahnya sedang ada pemilihan anggota Dewan. Tukul mencalonkan diri, secara kebetulan terpilih menjadi anggota Dewan. Tukul merasa perlu mencocokkan namanya dengan kekayaan dan jabatan, maka dia minta disapa Rafi Ardatt.

 Meski kekayaan dan kekuasaan sudah digenggaman, belum juga membuat Tukul tentram. Soalnya usia sudah tua belum juga ada pasangan. Maka ketika Malam Nyepi, Tukul menyiapkan sesajenan. Dia tirakat lebih dua jam, coba membayangkan cantiknya wanita Pulau Dewata. Tak berselang bulan, Tukul sudah mengundang tetangga dan kolega karena sudah mendapatkan istri cantik nan  jelita. Di undangan namanya ditambah Jack, Jack Rafi Ardatt.


Nah, ketika sudah berkeluarga, Tukul rajin berdiri di depan kaca. Dia mulai sadar kalau wajahnya biasa saja. Meski namanya sudah berubah jadi Jack, tapi wajahnya tetap tak berubah. Dia mulai cemas, takut ditinggal istrinya, sehingga terlintas di benaknya untuk mengubah wajah. Maka ketika  malam Waisyak, diam-diam tanpa sepengetahuan istrinya, dia menyepi di sebuah vila. Dia menyiakan sesajen secukupnya, lalu tirakat cukup lama. Selama lebih dua jam, Tukul berusaha membayangkan bintang Holliwood pujaannya. Dia berusaha menemukan wajah paling tampan sejagat raya.

Sialnya, dia lupa harus membayangkan siapa? Malah terlintas wajah kontestan Miss World  di benaknya. Tiba-tiba tubuh dan jenis kelaminnya berubah. Tukul menjerit sekuat tenaga, ternyata dia sudah berubah jadi wanita!

Senin, 04 Februari 2013

PAHLAWAN KEBELET

Alkisah di Zaman Perjuangan, sekelompok pejuang sedang beristirahat siang di bawah pohon rindang. Tiba-tiba salah seorang dari mereka (anggap saja namanya Beju)  kebelet, lalu  buru-buru lari ke sungai. 

Ketika dia berada di sungai,  ternyata pasukan tentara Belanda menyerang teman-teman Beju.  Semuanya tewas mengenaskan.

Sewaktu Beju kembali ke pasukannya, dia terkejut bukan kepalang. Mayat teman-temannya bergelimpangan di bawah pohon. Beju takut luar biasa, tak terasa kencing membasahi celananya. Matanya mulai berkunang-kunang, kepalanya seperti terganjal beratnya beban, lalu Beju pun pingsan  lebih dari tiga jam. 

Sorenya Beju siuman, pas ketika itu datang  regu bantuan  pasukan pejuang. Semua orang memeluk Beju, kagum pada Beju yang dengan gagah berani mampu mengusir Belanda sendirian. Beju bengong, tapi menikmati ketika tubuhnya diangkat rame-rame oleh para pejuang. 

Maka atas kejadian tersebut Beju didaulat sebagai pahlawan.  Kebelet  ternyata bisa  jadi pahlawan!



CAPRES DAN NENEK MUAL


Seorang yang mengaku sebagai Calon Presiden (Capres)  namanya Farhat jalan sore di sebuah mal elite di Jakarta Selatan. Dia bertemu seorang Nenek kaya yang kelihatannya sedang mual. Muncul keinginan pencitraan dalam diri si "Capres", maka dia menyapa sang Nenek dengan lembut.

“Kenapa Nek? Nenek mual ya….”,  tanya sang Capres.
“Iya Nak”, jawab Nenek sambil meringis. "Perut Nenek mual setelah bertemu Anak".

Sang Capres pura-pura care, mencoba memegang dan mengelus bahu si Nenek.  Nenek makin meringis, sehingga si Capres tambah pura-pura care.   Nenek makin meringis menahan mual.


“Apa yang bisa saya bantu untuk Nenek?” tanya sang Capres sebijaksana mungkin.

“Terima kasih banyak.  Anak baik banget!  Oh ya,  kayaknya Nenek  pernah dengar suara Anak?  Dimana ya …?? Nenek lupa .. Mungkin  di tipi?  tanya Nenek.

"Oh ya Nek, saya ini kan Capres!"

"Oh, sekarang saya ingat... tapi siapa ya? Apa boleh Nenek melihat muka Anak?”, tanya Nenek serius.

‘”Oh, tentu boleh Nek .. “,  si Capres sumringah. “Memangnya kenapa, Nek?” tanya Capres penasaran.

“Perut Nenek mual banget … Biar muntah Nenek cepat keluar!”

(Referensi: status FB Budiarto Sambazy)

MISKOMUNIKASI SRIWIJAYA

Salah satu bahasa yang digunakan dalam  film Gending Sriwijaya adalah bahasa Lahat,  salah satu bahasa daerah di Sumatera Selatan.  Secara sekilas bahasa Lahat mirip bahasa Melayu, terutama pada penggunaan hurup ‘e’ (baca ‘e’ seperti pada ‘petang’), namun bahasa tersebut spesifik daerah Lahat dan Lematang, sehingga penggunaannya di media massa, seperti film bisa  menimbulkan salah paham bagi masyarakat daerah lain.

Coba perhatikan kalau ada dialog seperti ini:
Amran :  “Batak ape, Man?”
Arman : “Batak Anjing”
Amran : “Batak kemane?”
Arman : “Batak ke kandang”

Kata ‘batak’ dalam bahasa Lahat (Sumatera Selatan) berarti ‘bawa’, jadi ‘batak anjing’ artinya ‘membawa anjing’.


Begitu juga kalau ada dialog  antara Euis (gadis Sunda) dengan pacarnya, Amran (pria Lahat) seperti ini:
Euis      :  “Siapa orang  yang  kamu sayang?”
Amran : “Nenengku”.
Euis      : “Siapa?”
Amran : “Neneng”
Euis      : ?????

Neneng, dalam bahasa Lahat  maksudnya ‘nenek’, maka kata  ‘nenengku’ berarti ‘nenekku’.

PRASANGKA BAIK PELAYAN WARUNG MAKAN

 A njuran berprasangka baik (husnuzon) kayaknya paling diterapkan oleh penjaga warung makan. Mereka tak mudah tersinggung hanya oleh ucapan ...